Sabtu, 23 Desember 2017

Danau Maninjau, Danau Legendaris di Jantung Agam


Keindahan alam Sumatera Barat terangkum lengkap di tanah Minangkabau. Dari pantai-pantai yang menawan, bentangan ngarai serta lembah yang mengagumkan, hiasan kontur alam berupa gunung serta perbukitan dan tak ketinggalan, keindahan danau-danau yang memukau. Tidak diragukan lagi, salah satu danau di Sumatera Barat yang menyimpan panorama alam yang memikat adalah Danau Maninjau.
Danau Maninjau merupakan sebuah danau vulkanik yang berada tepat di jantung Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Terletak di ketinggian kurang lebih 460 meter diatas permukaan laut, danau ini membentang seluas 100 km persegi dengan kedalaman rata-rata 105 meter. Dengan luasnya tersebut, Maninjau menjadi danau terluas kesebelas di Indonesia.
Menurut sejarahnya, danau ini terbentuk akibat erupsi vulkanik dari Gunung Sitinjau yang terjadi kurang lebih 52.000 tahun yang lalu. Kaldera yang terbentuk sedemikian luas kemudian berkembang menjadi sebuah danau. Hal ini sama seperti yang terjadi pada Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Batur di Bali.

Cagar Alam Maninjau habitat binatang buas





Seekor Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) meminum air kolam, di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (8/1/2017). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Lubuk Basung (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat, mengatakan hutan Cagar Alam Maninjau merupakan habitat binatang buas seperti harimau sumatera dan beruang madu.

"Ini berdasarkan jejak telapak kaki dan bunyi-bunyian binatang tersebut saat kami melakukan monitoring ke lokasi itu," kata Kepala BKSDA Agam, Syahrial Tanjung didampingi petugas BKSDA Syafrial Suharto di Lubuk Basung, Selasa.

Ia menambahkan binatang buas ini juga ditemukan di Gunung Singgalang dan Hutan Palupuh.

Namun, pihaknya tidak bisa memastikan beberapa ekor populasi binatang buas itu.

"Kami hanya menemukan jejak dan mendengar suara binatang itu," katanya.

Pihaknya mengimbau kepada warga untuk tidak mengganggu habitat dengan cara merusak hutan dan menangkap hewan itu.

Apabila ini terjadi maka binatang buas ini akan turun ke permukiman warga untuk mencari makan, sebutnya.

"Ini yang terjadi di Cubadak Lilin, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, mengakibatkan tiga kerbau milik warga dimangsa harimau," katanya.

21 Bunga Rafflesia Tumbuh di Cagar Alam Maninjau


Bunga Rafflesia Arnoldii saat sedang mekar
REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Sebanyak 21 bunga langka dilindungi Rafflesia berbagai ukuran tumbuh di hutan Cagar Alam Maninjau, tepatnya di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kepala Seksi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Khairil Ramadhan mengatakan 21 bunga Rafflesia yang memiliki diameter 5 cm berbentuk umbi sebanyak 17 bunga, ukuran 65 cm atau sudah mekar sebanyak empat bunga.

"Dari empat bunga Rafflesia yang sudah mekar itu, tiga bunga sudah mati atau sudah berwarna hitam, dan satu masih mekar," katanya, Rabu (25/10)

Saat ini 21 bunga Rafflesia itu belum diketahui jenisnya. Namun jenisnya hampir sama dengan bunga Rafflesia Arnoldii, Rafflesia Biguida dan Rafflesia Azlanii. Untuk menentukan jenis tumbuhan parasit itu, BKSDA melakukan koordinasi dengan ahli dari Universitas Bengkulu, setelah pihaknya melakukan identifikasi ke lapangan.

"Kami telah mengirimkan data melalui email ke ahli bunga Rafflesia di Universitas Bengkulu," katanya.

Ia menambahkan, bunga tersebut ditemukan oleh masyarakat sekitar saat meninjau lokasi sumber air untuk Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) pada Kamis (19/10). Saat itu warga menemukan benda berwarna merah dan warga mencoba untuk menghindari lokasi itu.

"Mereka mengira benda itu merupakan sisa daging ternak yang dimangsa harimau Sumatera, karena di lokasi tersebut merupakan daerah konflik antara harimau dengan ternak warga pada Maret 2017," katanya.

Rabu, 24 Mei 2017

ayah

Aku Cinta Ayah
Telah rapuh Tulang-tulangmu
Yang dahulu kau gunakan
Untuk memberikan kami sesuap nasi
Untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga
Kini… Kau berdaya lagi melakukan semuanya
Kini… Kau hanya mampu memberikan kami nasehat
Kini… Kau hanya mampu mengucapkan do’a yang lurus untuk kami
Untuk… anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu
Ayah….
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
Semua yang kau lakukan untuk hidup kami
Semua yang kau berikan kepada kami
Ayah…